Makassar, bollo.id – Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sulawesi Selatan mendapat respon dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan. Lembaga yang fokus soal lingkungan ini menyarankan agar Jokowi melihat langsung dampak dari tambang, smelter, dan proyek strategi nasional.
Direktur Eksekutif WALHI Sulsel Muhammad Al Amin mengatakan Jokowi jangan hanya membangi-bagi sembilan bahan pokok saja. Tetapi juga melihat dan berdiskusi dengan masyarakat di Sulsel.
“Saya berharap kunjungan presiden bermakna,” ucap Al Amin dalam keterangan tertulisnya, Rabu 29 Maret 2023.
Amin menyebutkan bahwa ada dua daerah yang terdampak smelter nikel yaitu Kabupaten Bantaeng dan Luwu. Di Bantaeng, masyarakat mengeluh dampak akibat aktivitas smelter nikel milik perusahaan Cina.
Oleh karena itu, Jokowi harus melihat bagaimana kegiatan smelter di Bantaeng yang berdampak bagi kehidupan masyarakat, khususnya perempuan di Kecamatan Pajukukang. Sedangkan di Kabupaten Luwu, petani mengeluh dengan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan konstruksi smelter milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS). Masyarakat hawatir jika smelter mulai beroperasi akan mata pencaharian masyarakat sekitar.
Selain smelter, menurut dia, daerah-daerah yang terdampak tambang nikel juga perlu dikunjungi Jokowi. Misalnya, pesisir Lampia yang terpapar sedimentasi tambang nikel, air sungai Malili yang keruh, dan pencemaran sumur masyarakat di Sorowako dan Towuti.
“Saya dengar presiden akan berkunjung ke Luwu Timur. Ini waktu yang pas bagi Pak Jokowi untuk melihat dampak tambang nikel di Desa Lampia dan Sorowako,” tutur Amin.
Selain itul, Amin juga meminta Jokowi mengunjungi Pulau Kodingareng, Kota Makassar. Karena, masyarakat di Pulau Kodingareng adalah pihak yang paling terdampak proyek Makassar New Port. “Kami berharap Pak Jokowi menyempatkan waktunyaberdialog dengan nelayan dan perempuan untuk berdialog”.
Presiden Jokowi berkunjung ke Kota Makassar dan Kabupaten Maros, Kamis 29 Maret 2023. Kemudian lanjut ke Sorowako, Kabupaten Luwu Timur.