Bollo.id — Barangkali kita masih ingat, tentang kejadian penolakan pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel di Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Parepare, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2023 lalu. Pelbagai pemberitaan menyebut, ribut-ribut itu dipicu penolakan oleh sekelompok orang, hingga ormas Islam.
Mereka ogah bila sarana pendidikan berbasis keagamaan itu hadir di tengah-tengah keyakinan mayoritas Islam di wilayah setempat. Seiring berjalannya waktu, setelah melalui serangkaian pertemuan dengan otoritas daerah, hingga negosiasi, pembangunan sekolah itu pada akhirnya dibatalkan.
Pemerintah Kota Parepare, hingga DPRD dibuat tak berkutik dengan desakan mayoritas yang enggan menerima kehadiran fasilitas pendidikan di luar Islam. Melalui program Podcast, Bollo.id, berkesempatan mewawancarai, untuk meminta pandangan salah satu figur bakal calon Gubernur Sulsel 2024.
Dia adalah mantan Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI (Purnawirawan) Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki. Kasus penolakan pembangunan sekolah Kristen seperti di Parepare menurutnya, seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah daerah setempat, mau turun tangan langsung menyelesaikan keributan.
Baca juga: Saat Bakal Calon Gubernur Sulsel Bicara Kelompok Minoritas Jadi Alat Raup Suara
Andi Muhammad berpendapat, salah satu yang bisa diupayakan pemerintah pada konteks kasus saat itu dengan menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). “Semua agama ini ada mewakili di sini (FKUB), dan memang sudah punya tugas-tugas persoalan ini,” katanya dalam program Podcast pada Sabtu, 6 Juli 2024.
Seluruh perangkat dan lembaga yang berhubungan dengan konteks keagamaan menurutnya juga mesti dilibatkan. Andi Muhammad bilang, jika berbicara berbangsa dan bernegara dalam penyelesaian persoalan seperti membangun rumah ibadah, sekolah yang berlatar suatu agama, bisa ditangani oleh FKUB.
Indonesia kata Andi Muhammad, merupakan negara hukum. Sehingga dalam penyelesaian kasus seperti penolakan pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare perlu keterlibatan banyak pihak. Mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat hingga FKUB.
Dukung kami
Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.
Donasi melalui: bit.ly/donasibollo
Langkah itu untuk meminimalisir kemungkinan kejadian seperti kejadian serupa terulang di Sulsel. “Sebelum membesar. Jadi kita harus betul-betul bisa banyak bersosialisasi dan mengedukasi masyarakat bahwa kita ini sebenarnya anak bangsa yang sama kedudukannya dihadapan hukum, jadi tidak ada perbedaan.”
Kedepan lanjut Andi Muhammad, sekolah-sekolah formal, juga perlu mengajarkan bagaimana pentingnya saling menghormati dan saling menghargai. Seperti budaya Bugis-Makassar yaitu Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge. Berarti saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengingatkan.
“Sebenarnya ini sudah ada tatanannya, jauh sebelum kita merdeka dan itu sudah dilaksanakan para pendahulu kita. Jadi kalau ada persoalan-persoalan tadi itu,” katanya. “Kalau semua stakeholder turun, saya yakin tidak akan berkembang di mana-mana dan bisa diselesaikan di daerah-daerah ini.”
Editor: Sahrul Ramadan