Assistant Minister to the Prime Minister Hon Patrick Gorman MP (right) delivered remarks during the High Level Meeting of the 10th World Water Forum 2024 in Nusa Dua, Badung, Bali/Media Center of World Water Forum 2024/Aditya Pradana Putra/pras/mif
Assistant Minister to the Prime Minister Hon Patrick Gorman MP (right) delivered remarks during the High Level Meeting of the 10th World Water Forum 2024 in Nusa Dua, Badung, Bali/Media Center of World Water Forum 2024/Aditya Pradana Putra/pras/mif

World Water Forum: Semua Khawatir Soal Air 

Kolaborasi atas pengelolaan air ini dianggap penting untuk bisa membangun ketahanan global. Ini menjadi pembahasan penting dalam WWF di Bali.

Bollo.id – Kekhawatiran soal air secara global menjadi alasan mendasar dari perhelatan World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali, dalam sepekan ke depan ini. Kolaborasi atas pengelolaan air ini dianggap penting untuk bisa membangun ketahanan global. 

Cobalah tengok catatan Bollo.id pada peristiwa banjir di Sulawesi Selatan, dimana belasan orang warga meninggal dunia, akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Luwu. Tim SAR gabungan mencatat sudah 13 orang korban meninggal dunia yang dievakuasi dari berbagai lokasi. 

Khususnya dua kecamatan terdampak parah. Yakni Kecamatan Suli dan Latimojong. Perubahan iklim disebut sebagai biang keladi utama dari permasalahan air secara global. Sebut saja soal bencana banjir dan longsor yang terjadi di berbagai belahan di dunia. 

Belum lagi soal kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim yang berefek pada kemiskinan, kebakaran hutan, kegagalan panen, kekurangan pangan, termasuk soal ketahanan pangan.


Baca juga: 4 Kecamatan di Luwu Utara Terendam Banjir Berbulan-bulan karena Pemerintah Abai


Deputi Sistem dan Strategi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati kepada jurnalis mengatakan, membangun lingkungan yang tangguh dianggap bisa mencegah bencana baik secara struktural dan dan non-struktural.

“Ini telah menjadi tantangan kita dalam membangun ketahanan berkelanjutan. Ini melibatkan semua sistem yang ada, termasuk pemicunya, terutama perubahan iklim, dan bagaimana mencapai pembangunan berkelanjutan,” kata Raditya.

Panggung yang mempertemukan para pemimpin dunia di Bali dalam sepekan ini, oleh Raditya diharapkan berujung pada kesepakatan yang jelas dan agenda yang bersifat kolaboratif, sambil mengingatkan bahwa Indonesia adalah satu satu negara yang menandatangani Paris Agreement  tentang perubahan iklim. Di dalamnya juga mencantumkan soal Sustain Development Goals (SDGs). 

“Ketika kita berbicara tentang bencana, kita berbicara tentang sesuatu yang mempengaruhi infrastruktur atau masyarakat. Nantinya, ini akan terkait dengan tata ruang, kerusakan lingkungan, atau bahkan pengembangan infrastruktur, yang mengarah pada risiko baru,” Raditya menjelaskan. 

“Jadi inilah contoh kolaborasi. Ini berarti bahwa setiap orang memainkan peran karena semua sektor mengembangkan peran masing-masing untuk membangun ketahanan,” kata Raditya lagi.

Kucuran miliaran dolar untuk air dan sanitasi pada 120 proyek strategis yang berhubungan dengan air dan sanitasi senilai USD $9.4 miliar akan disepakati dalam World Water Forum ini. Termasuk soal isu perubahan iklim dan krisis air. 

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Global Blended Finance Alliance yang merupakan bagian dari koalisi G20 Bali adalah kelompok yang akan mendanai proyek ini. 


Dukung kami

Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Dia menyebut, sekitar 13.448 peserta dari 148 negara akan menghadiri forum air terbesar di dunia ini. Delegasi VVIP terdiri dari 8 kepala negara dan kepala pemerintahan, tiga utusan khusus dan 38 menteri.

“Ini akan mendukung pendanaan untuk aksi iklim, termasuk mengatasi krisis air. Kami akan mengadakan peluncuran Sekretariat GBFA dan penandatanganan LoI dengan beberapa negara sebagai anggota pendiri pada 20 Mei,” kata Luhut.

Penyambutan para delegasi dunia pun dibuat seapik mungkin dengan jamuan hidangan dan pertunjukan khusus.  Alunan seni musik dan tari khas budaya Indonesia mengiringi makan malam yang dihadiri 2.300 undangan. Terdiri dari 500 undangan naratama atau Very Very Important Person (VVIP).

Pada Gala Dinner itu, Presiden Joko Widodo memberikan sambutan selamat datangnya. “Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” kata Joko Widodo.

Sementara itu, pihak Uni Eropa (UE) juga menyampaikan prioritas mereka dalam penanggulangan krisis air yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim, kesalahan pengelolaan, hilangnya keanekaragaman hayati serta polisi. Ketahanan air, oleh UE sangat penting untuk mencegah dan mengatasi krisis kesehatan, pangan, dan energi di masa ini dan masa akan datang.


Editor: Sahrul Ramadan


Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Berita Terbaru

Skip to content