"Lebih baik kita mengais di sela-sela lumut untuk mendapatkan sepotong rumput laut yang terdampar di pesisir pantai. Dari pada harus pergi mencuri atau minta-minta ke keluarga."/Suardi B/Bollo.id
"Lebih baik kita mengais di sela-sela lumut untuk mendapatkan sepotong rumput laut yang terdampar di pesisir pantai. Dari pada harus pergi mencuri atau minta-minta ke keluarga."/Suardi B/Bollo.id

Bertemu Perempuan Abo-abo Rumput Laut di Bantaeng

"Lebih baik kita mengais di sela-sela lumut untuk mendapatkan sepotong rumput laut yang terdampar di pesisir pantai. Dari pada harus pergi mencuri atau minta-minta ke keluarga."

Bantaeng – Bollo.id — Di balik gagal panen yang mendera para petani rumput laut di pesisir Pajjukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, rupanya ada berkah tersendiri bagi para perempuan paruh baya ini meraup pundi-pundi rupiah.


Baca kiriman Suardi B lainnya: Suhu Laut Memanas, Petani Rumput Laut Bantaeng Merugi


Mantang salah satunya. Dia seorang ibu paruh baya. Sehari-hari berada di sekitar pantai Pajjukukang dan bergelut sebagai Pa Abo-abo, sebutan lokal untuk seseorang yang mengambil sesuatu yang bernilai tanpa merugikan orang lain.

“Lebih baik kita mengais di sela-sela lumut untuk mendapatkan sepotong rumput laut yang terdampar di pesisir pantai,” kata Mantang kepada Suardi B, jurnalis warga Bollo.id. “Dari pada harus pergi mencuri atau minta-minta ke keluarga.”

Bagi Mantang, aktivitas abo-abo sungguh membantu para ibu-ibu di pesisir. “Bisa ada tambahan penghasilan,” katanya. “Untuk keperluan dapur dan sehari-hari.”

Dalam sehari, para perempuan ini bisa mengumpulkan 10 hingga 30 kilogram rumput laut. Rumput laut yang mereka kumpul lalu dijemur hingga kering sebelum dijual ke pengepul lokal.


Bollo.id saat ini sedang bersama sepuluh orang muda di Sulawesi Selatan, mengembangkan jurnalisme warga. Orang muda ini berasal dari wilayah yang beririsan dengan berbagai konflik lingkungan, dari ancaman reklamasi hingga pertambangan.

Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Meningkatnya suhu air laut di perairan Bantaeng, bukan hanya merusak rumput laut yang dibudidaya para petani rumput laut di Pajjukukang, tapi juga merusak rumput laut liar, yang sering disebut masyarakat setempat sebagai lumut kasar. Bagai para petani, lumut kasar adalah hama bagi tanaman rumput laut. Namun lumut kasar berperan besar buat kelangsungan hidup ikan-ikan yang hidup di sekitaran pesisir pantai.

Aktivitas perempuan ‘abo-abo’/Suardi B/Bollo.id

Suardi B

Suardi B adalah jurnalis warga Bollo.id, dari Bantaeng. Di Bantaeng, Suardi sehari-hari bekerja sebagai petani rumput laut.

Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Warga Bercerita

Nestapa di Latimojong

Di pegunungan ini juga berbagai hewan endemik Sulawesi kabarnya bermukim. Konon, jika pendaki sedang beraktivitas di

Skip to content