Potret anak sungai yang sempat mengering di poros Moncongloe Maros/Sahrul Ramadan/Bollo.id
Potret anak sungai yang sempat mengering di poros Moncongloe Maros/Sahrul Ramadan/Bollo.id

Dampak Kekeringan, Sebagian Wilayah di Moncongloe Kesulitan Air Bersih

Air di bak penampungan Pamsimas mulai berkurang seiring dengan kondisi kekeringan yang terjadi sejak awal Agustus 2024

Bollo.id — Curah hujan yang minim hampir sebulan terakhir di sebagian besar daerah di Sulawesi Selatan, berimbas kekeringan. Sebagian masyarakat di sebagian wilayah di Kabupaten Gowa perbatasan Kabupaten Maros, kesulitan mendapatkan air bersih. 

Di Dusun Moncongloe, Desa Paccellekang, Kecamatan Pattallassang, Gowa, misalnya, sebagian masyarakat mengeluhkan kesulitan air untuk kebutuhan rumah. “Adaji Pamsimas, tapi begitumi ada jam-jamnya supaya bisaki dapat,” ungkap Sulaiman, warga setempat, Jumat, 27 September 2024.

Pamsimas atau Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, dibangun pemerintah desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Air di bak penampungan Pamsimas mulai berkurang seiring dengan kondisi kekeringan yang terjadi sejak awal Agustus 2024.

Air yang mengalir dari sungai di wilayah ini, disedot agar bisa masuk ke bak penampungan Pamsimas. Namun karena sungai juga perlahan mengering, air di bak Pamsimas tak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat. “Tahun lalu (2023) juga hampir mirip begini kondisinya,” ucap Sulaiman.

Potret sungai yang sempat mengering di Moncongloe, Maros 2023 /Sahrul Ramadan/Bollo.id
Potret sungai yang sempat mengering di Moncongloe, Maros tahun 2023/Sahrul Ramadan/Bollo.id

Sebagian warga di wilayah ini, ada yang menggunakan sumur mesin atau sumur bor. Tapi airnya kadang kala keruh. Sebagian lainnya terpaksa memilih membeli air bersih menggunakan tandon berukuran 1200 liter. Per tandonnya seharga Rp100 ribu.


Baca juga:


Sedangkan sebagian warga lainnya mengambil air di rumah Ketua RT karena menggunakan sumur mesin. “Kan kalau jadwal air Pamsimas itu pagi 2 jam sama sore 2 jam. Jadi kalau habismi waktunya itu yang sore, sampai malam pergiki lagi ambil air di Pak RT supaya cukup,” kata Sulaiman lagi.

Risky Yudha, Prakirawan Cuaca BMKG Makassar kepada Bollo.id, sebelumnya mengatakan pada September ini sebagian besar wilayah di Sulsel telah memasuki musim kemarau. Mulai dari pesisir Sulsel bagian Barat, Sulsel bagian Selatan dan Sulsel bagian Timur. Awal masuknya musim kemarau ini cukup bervariasi. 

Musim kemarau yang paling cepat terjadi pada April lalu di sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Takalar. Sedangkan yang paling pendek, terjadi di bulan Agustus di sekitaran Kabupaten Bone, Bulukumba, dan Toraja Utara.


Dukung kami

Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.

Donasi melalui: bit.ly/donasibollo


Pada kemarau ini kata Resky, di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Barru, sebagian wilayah Pangkep, Takalar dan Kota Makassar, bahkan tidak diguyur hujan. “Sudah 68 hari tidak turun hujan berturut-turut untuk di empat kabupaten dan kota,” kata Risky, Rabu, 18 September 2024.

Perkiraan akhir musim kemarau atau awal musim hujan terjadi di wilayah Sulsel, paling cepat di bulan Oktober mendatang. “Awal musim hujannya di bulan Oktober. Kemudian nanti berlanjut di wilayah Sulsel bagian Selatan, kemudian Soppeng dan Bone bagian Barat.”


Penulis: Jurnalis Warga

Editor: Sahrul Ramadan


Tinggalkan balasan

Your email address will not be published.

Terbaru dari Warga Bercerita

Toponimi Bungaeja

Secara administratif, Bungaeja adalah salah satu dusun yang ada di Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros

Skip to content