Luwu Timur – Bollo.id — Tumpukan kayu yang jumlahnya tidak sedikit hanyut terbawa arus saat banjir hingga ke muara Sungai Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan sejak Jumat, 23 Februari 2024.
Sepengetahuan warga, kejadian kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. “Banjir yang kemarin itu salah satu yang terparah yang pernah terjadi di Malili,” tutur Ahmad, warga di Kecamatan Malili kepada jurnalis Bollo.id.
Tumpukan kayu dan warna air sungai yang sangat keruh bahkan, terlihat di sepanjang Sungai Pongkeru dan jembatan Dusun Labose, Malili. Hal ini tentunya membuat masyarakat heran, mengingat banjir ini menurut mereka tidak seperti biasanya.
Baca juga: Tempat Pembuangan Minim, Sampah di Desa Laskap Malili Berpotensi Cemari Sungai
“Kalau yang di Labose ini dari Sungai Lasolo kak, tapi tidak satau (saya tahu) apa penyebabnya. Dua hari setelah banjir masih sibukki ini bersihkan tumpukan sampah dari sungai, tapi kalau air Alhamdulillah surutmi tapi lumpurnya masih ada,” ucap Dwiyanti, warga Dusun Labose saat diwawancarai terpisah.
Sampah dan kayu yang rata-rata berukuran besar terbawa arus sungai dan sempat menabrak perahu warga yang berlabuh di pinggir Sungai Malili. Sedangkan di Desa Pongkeru, warga mengaku banjir ini menyebabkan beberapa ternak peliharaannya mati.
“Itu air naik sekitar jam 8 pagi, sore baru surut, sempat na banjiri kebun jagungnya orang di sebelah, ayamku juga banyak yang mati,” kata Risal, warga Dusun Labose, Pongkeru.
Bollo.id saat ini sedang bersama sepuluh orang muda di Sulawesi Selatan, mengembangkan jurnalisme warga. Orang muda ini berasal dari wilayah yang beririsan dengan berbagai konflik lingkungan, dari ancaman reklamasi hingga pertambangan.
Bollo.id adalah media independen dan tidak dikuasai oleh investor. Sumber keuangan kami tidak berasal dari industri ekstraktif atau pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan industri tersebut. Dukung kami dengan berdonasi, agar bollo.id terus bekerja demi kepentingan publik.
Donasi melalui: bit.ly/donasibollo
Di sisi lain, kayu-kayu besar yang tersangkut di sepanjang bantaran sungai Desa Pongkeru menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar. Beberapa warga mengambil kayu tersebut untuk nantinya dijadikan pondok kebun dan perbaikan perahu.
Tumpukan kayu ini berupa batang hingga ranting pohon yang hanyut terbawa arus sungai. Namun, warga juga belum mengetahui pasti penyebab banjir yang sempat terjadi hingga kayu-kayu ini berserakan di sungai.